Senin, 09 Juli 2012

Latar Belakang Terbentuknya Nahdlatul Ulama

Rabu, Juni 13, 20120 comments


NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dengan tokoh sentralnya KH.Hasyim Asy'ari dan KH.Wahab Hasbullah. kelahiran NU tentu tidak datang dari langit disiang bolong melainkan di dahului oleh proses panjang yang membentuknya.setidaknya ada tiga tiang penyangga terbentuknya NU, yaitu Kebangkitan Bangsa (Nahdlattul Wattan), Kebangkitan Kaum Saudagar (Nahdlatut tujjar), dan Artikulasi Pemikiran (Tashwirul Afkar).

Buku berjudul Menggerakkan Nahdlatut Tujjar yang ditulis Audien Jauharudin ini hadir secara khusus untuk mengkaji salah satu tiang penyagga terbntuknya NU:Nahdlatut Tujjar. buku ini boleh dikata termasuk "lensa teropong" untuk menilik Nahdlatut Tujjar di masa silam yang didirikan tahun 1918 dan mencoba menghadirkan semangatnya di masa kini. dengan demikian buku ini merupakan dokumen berharga yang berisi refleksi tentang pa yang di sebut dengan ekonomi NU.
Sebagai organisasi ekonomi NU, Nahdlatut Tujjar sbenarnya kurang begitu populer dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia. Nahdlatut Tujjar jarang sekali termaktub dalam catatan sejarah resmi, ini terjadi karena tiga alasan.pertama, sejarah Nahdlatut Tujjar tidak pernah terdokumenkan secara rapi, baik pleh para peneliti maupun penerusnya. kedua, ketidaktahuan kalangan peneliti mengenai keberadaan Nahdlatut Tujjar dan pengaruhnya terhadap perekonomian saat itu. ketiga, kemungkinan adanya distorsi penulisan sejarah.
Mwnurut Adien Jauharudin, diantara ketiga alasan diatas kemungkinan alasan yang pertama dan kedualah yang menyebabkan pemerhati NU atupun para peneliti asing tidak banyak menelaah Nahdlatut Tujjar. buku yang secara jelas menulis dengan judul Nahdlatu Tujjar hanya sebuah buku yang berjudul Sekilas Nahdlatut Tujjar yang ditulis oleh Jaringan Komisi Fatwa Surabaya namun, buku Sekilas Nahdlatut Tujjar ini hanyalah "buku perkenalan" yang tidak lengkap mengulas Nahdlatut Tujjar. disinilah letak penting kehadiran buku Menggerakkan Nahdlatut Tujjar ini.

Nahdlatu Tujjar lahir srbagai expresi para ulama' di tiga jalur strategis di Jawa Timur. yaitu Surabaya, Kediri dab Jombang, yang didorong oleh dua faktor penting, pertama, para ulama kebanyakan belum berbuat dalam upaya pemberdayaan rakyat, padahal kemiskinan dan kemaksiatan sudah asampai pada tahap yang sangat memprihatinkan kala itu. kedua, kolonialisme belanda sudah merontikkan sendi sendi kehidupan masyarakat termasuk tradisi perdagangan.
Proses lahirnya Nahdlatut Tujjar diprakasai oleh 45 saudagar santri yang berada ditiga jalur strategis di Jaea Timur.diantara 45 orang pendirinya, hanya ada dua tokoh ulama' yang sangat disegani yaitu KH.Hasyim Asy'ari dan KH.Wahab Hasbullah, sementara yang lainnya aslah para saudagar santri biasa yang memiliki kesamaan visi dan misi untik mengangkat kuaitas kehidupan masyarakat disatu sisi, dan memerangi kolonialisme yang telah melahirkan aneka bentuk ekploitasi dan penindasan disisi lainnya.
Mengingat Nahdlatut Tujjar lahir dan beroperasi di Surabaya, Kediri, dan Jombang, maka penulis buku ini perlu membaca dan melacak kondisi perekonomian di tiga wilayah tersebut. dari sinilah diketahui bahwa pertama, sejak tahun 1612 Surabaya sudah menjadi kota perdagangan. selain itu Surabaya dikenal sebagai kota pelabuhan dan industri yang multi etnis.dalam laporan kolonial verslag, pada akhir tahun 1830-an madiun telah ikut meramaikan pasar keresidenan Surabya yang kala itu dikendalikan Cina dengan menjual 3.335 ton pertahun.
Kedua, Kediri adlah kota tua dan pernah menjadi saksi runtuhnya kerajaan kerajaan besar di Jawa. secara umum masyarakat kediri memiliki ciri ciri religious, peternalistik, dan memiliki rasa kebersamaan yang sangat tinggi. dalam konteks perdagangan Kediri sama maraknya dengan Surabaya, sebagai akibat kian bnyaknya permintaan barang di tengah kondisi perdagangan yang sebagaian dikuasai oleh orang orang cina, artinya,  sebagaimana Surabaya, Kediri memiliki pera yang tidak kecil dalam hal perdagangan.
Ketiga secara administratif Jombang Baru didirikan pada tahun 1910 meskipun eksistensinya sudah ada sejak tahun 1880, seperti yang diketahuai kabupaten jombang merupakan daerah yang dikenal kaya akan pesantren berikut dengan para ulama'nya, karena itu tidak heran para pendiri Nahdlatut Tujjar adalah sebagian besar para ulama' yang berasal dari kabupaten jombang.
Berkaitan dengan pendiri Nahdlatut Tujjar ini, KH.Hasyim Asy'ri menguraikan problem problem keumatan yang terkait erat dengan soal ekonomi. KH.Hasyim Asyari kemudian memelopori dan menuntut kepedulian para ulama', karena merekalah pemimpin dan teladan umat. apabila basis basis dan simpul simpul kemandirian ekonomi tidak dibangun, selain para ulama' telah berdosa bangsa ini juga akan terpuruk dalam kemiskinan, kemaksiatan, dan kebodohan akibat dari kuatnya pengaruh kolonial.
Problem lainnya adalah pengaruh penyebaran islam sufistik yang telah meracini pola pikir masyarakat islam Indonesia. kedatangan kelomp[okkelompok sufi ke tanah air jelas telah menggoyahkan kontruksi islam yang telah di bangun oleh para penyebar islam sebelumnya. dampak yang paling nyata adalah pergeseran orientasi dari fiddunnya hasanah (harapan akan kebaikan dunia) ke fil akhiroti hasana (harapan kebaikan akhirat), dalam pergeseran semacam itu banyak saudagar muslim tidak memiliki etos kerja dan kepedulian sosial.
Yang tidak kalah menarik yang dicatat oleh Adien Jauharudin, sejak awal pendiriannya Nahdlatut Tujjar ternyata telah mengenal dan menerapkan managemen organisasi modern, pembagian struktur organisasi dan pembagian kerja dimana ada pendiri, kepala perusahaan, direktur, sekretaris, marketing dan pengawas keliling, sudah di praktekkan di Nahdlatut Tujjar, KH.Hasyim Asyari di pilaih sebagai kepala perusahaan dan mufti (semacam komisaris) KH.Wahab Hasbullah sebagai direktur perusahaan, H.Bisri sebagai sekretaris perusahaan dan Syafi'i sebagai marketing sekaligus pegatur perusahaan
Selain itu konsep investasi usaha juga mengemuka dalam bentuk sederhana. yang di era sekarang di kenal sebagai profit share. pembagian keuntungan 50% menjadi kesepakatan bersma, tetapi masih boleh di kembalikan untuk memperkuat modal, dengan itu Nahdlatut Tujjar didirikan buakn hanya untuk membangun basis perekonomian para ulama' melainkan menjaga tradisi perdagangan yang sudah ada sejak sebelum datangnya kolonial dan turut menciptakn pasar sendiri di daerah Surabaya, Kediri dan jombang
Lebih dari itu Nahdlatut Tujjar juga memiliki cita cita ideal untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan, kemaksiatan dan kebodohan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar